Casey Stoner tampaknya masih kecewa karena gagal mendapat Wild card di awal
musim 2015. Peluang untuk mengaspal di awal musim 2015 gagal, waktu itu Stoner
berkeinginan menggantikan Dani Pedrosa karena harus menjalani operasi Arm pump.
Beberapa
waktu yang lalu Casey Stoner berujar, alasan Repsol Honda enggan mengijinkan
pembalap yang sempat menjuarai dua kali MotoGP tersebut adalah karena Marquez.
“Saya baru bergabung lagi dengan Ducati sebagai test rider.
Namun, saya bisa katakan kalau peranan saya benar-benar berbeda. Di Honda, saya
hanya jadi penguji di waktu-waktu tertentu. Saya tidak punya peran lain dan
jujur saja, mereka tidak pernah memanfaatkan potensi saya secara maksimal,” ungkap Stoner seperti
dilansir Autosport.
“Saya pikir Marc Marquez dan seluruh timya justru merasa
terancam oleh kehadiran saya. Saya tidak tahu mengapa mereka berpikir demikian,
tapi insting saya merasakan hal tersebut. Saya berada di Honda untuk melakukan
pengujian, untuk mencoba hal-hal baru yang kemudian bisa ditransfer ke para
rider. Jadi, sebenarnya saya disana justru membantu Marc. Tapi, juga benar
bahwa rider utama memang yang lebih dipentingkan,” tambah Stoner.
“Saya sama sekali tidak dendam pada Honda dan tentunta
seluruh orang di HRC. Saya punya respek yang sangat besar kepada (Wakil
Presiden HRC) Shuhei Nakamoto. Dia seperti figur ayah bagi saya,” pungkas pembalap yang
sempat memperkuat Honda dan Ducati tersebut.
Sementara Shuhei Nakamoto, wakil presiden HRC
memberikan tanggapan terkait ucapan Casey Stoner tersebut.
“ Entah lah, saya tidak mengerti. Casey adalah Casey. Ketika Casey
menginginkan sesuatu, ya begitulah. Dia sebenarnya tidak keras kepala dan
egois, hanya saja Anda harus turun tangan untuk mengontrol apa yang harus ia
katakan. Bagaimanapun, seorang pembalap tak seharusnya berkata seperti itu
kepada pembalap lain, apalagi jika hal-hal itu tak benar,” ucap Nakamoto.
No comments:
Post a Comment