Menu horizontal

Tuesday 5 May 2015

Reframing


Reframing, atau dalam istilah lain disebut membingkai ulang. Merupakan suatu tools yang digunakan dalam NLP (Neuro Linguistik Programing). NLP ditemukan oleh Dr. Richard Bandler dan Prof. John Grinder. Sedikit pengertian tentang NLP, jika kita urai perkata maka NLP akan kita dapatkan arti yaitu Neuro yang bisa kita artikan syaraf dalam hal ini mungkin otak kita, yang kedua adalah Linguistik yang kurang lebihnya berarti bahasa dan yang terakhir adalah Programming atau pengertian sederhananya adalah Memprogram. Jadi pengertian NLP secara bahasa adalah teknik untuk memprogram Neuro atau syaraf dengan menggunakan bahasa atau kata-kata. NLP ini bermanfaat untuk kita untuk membuat suasana hati kita tetap positif dalam menghadapi berbagai problema kehidupan atau situasi yang mungkin tidak kita harapkan. Dalam mengarungi kehidupan ini, suka tidak suka, cepat atau lambat akan senantiasa kita temui hal-hal yang diluar kendali kita. Untuk itulah NLP diharapkan bisa berperan membantu kita dalam mengendalikan kondisi hati kita tetap nyaman.

Kembali kepada topik Reframing, menurut saya teknik ini sebenarnya hampir mirip dengan berpikir
positif namun lebih mengarah kepada "how to"-nya. Setiap peristiwa, kejadian atau sesuatu yang menimpa kita sebenarnya bersifat netral. Persepsi kita lah yang memberikan makna terhadap peristiwa tersebut. Mau kita persepsikan positif atau negatif, disitulah peran kita dalam menentukan pilihan. Kitalah yang menentukan pilihan pikiran kita, hanya kita sebagai manusialah yang dikaruniai oleh Allah SWT kebebasan untuk memilih. Salah satu kecenderungan kita sebagai manusia adalah, persepsi kita akan merespon peristiwa yang menimpa kita secara automatis. Hal ini mengakibatkan seolah-olah kita tidak menguasai keadaan, namun justru sebaliknya kita lah yang dikuasai keadaan. 

Salah satu contoh Reframing adalah seperti cerita yang saya dapat dari bengkelnlp.com. 
Ada seorang wanita memiliki empat orang anak, rumah tersebut selalu bersih, rapi dan teratur. Namun kondisi karpet rumahnya sering menjadi kotor dikarenakan ulah anak-anaknya tersebut, hal itu membuatnya sangat marah.
Saran dari keluarga sang ibu tersebut, dia diminta untuk berkonsultasi dengan Psikolog bernama Virginia Satir. Kemudian Virginia Satir menyarankan agar sang wanita tersebut tutup mata dan diminta untuk membayangkan kondisi rumah yang bersih, rapi dan karpetnya pun tampak sangat bersih. Sang wanita tersebut tersenyum. Kemudian Virginia Satir melanjutkan, kondisi rumah yang tampak rapi, bersih dan tanpa kotoran artinya tidak ada suami maupun anak-anak yang bersenda gurau dan bermain dirumah. Mereka tidak berada dirumah namun entah berada dimana. Si wanita tersebut tampak merasa sedih raut mukanya.
Virginia Satir kemudian melanjutkan ceritanya, bayangkan bahwa rumah yang anda tempati kondisinya kotor, kusut dan semua karpetnya tampak berantakan. Namun suami dan anak-anak anda sedang bermain di rumah tersebut dengan segala keakrabannya. Virginia Satir kemudian meminta si wanita untuk membuka matanya dan menanyakan apakah kondisi karpet dan rumah yang berantakan masih menjadi masalah bagi si wanita tersebut?
Akhirnya si wanita mengerti, dengan sudut pandang yang tepat suatu peristiwa negatif dapat bermakna positif.

Mudah-mudahan artikel diatas dapat memberikan pelajaran kepada kita semua, Ammiin..

sumber foto : http://www.coachtatang.com/rahasia-sukses-bahagia-dengan-teknik-reframing/

No comments: