Menu horizontal

Sunday, 7 June 2015

Masih Tentang The World Is Flat

Cover buku The World Is Flat karya Thomas L. Friedman
Masih melanjutkan artikel saya tentang resensi buku the world is flat yang pernah saya bahas sebelumnya, saya ingin sedikit mengulang kembali tentang pandangan Thomas L. Friedman (penulis buku The World Is Flat) yang menggambarkan tentang kondisi globalisasi yang saat ini sedang kita alami bersama.

Sebagaimana dikatakan oleh Thomas L. Friedman, bahwa dunia saat ini seolah sudah menjadi datar, pandangan ini Friedman dapatkan ketika sedang melakukan perjalanan jurnalisme ke India untuk melakukan wawancara dengan perusahaan Infosys yang beroperasi di India.

Saat Friedman sedang bermain Golf, ada yang mengatakan ke Friedman tersebut untuk mengarahkan pukulannya ke arah Microsoft atau IBM. Dari kejadian itulah kesadaran Frienman terhenyak, saya sedang berada di India namun cita rasa dari lokasi saya berada sedang bermain golf seolah-olah sedang berada di Amerika.

Dari kejadian itulah kemudian Friedman terilhami untuk membuat buku dengan judul The World Is Flat, Dunia seolah sudah menjadi datar.
Dunia menjadi datar? apa maksud Friedman menamai seperti itu. Yang dimaksud datar dalam pandangan Friedman disini adalah keterhubungan atau koneksifitas dari individu-individu di seluruh dunia yang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam dunia datar yang dimaksud oleh Friedman bersifat fundamental, sehingga efek yang dirasakannya pun sangat terasa dan mendunia.

Perubahan yang terjadi secara global ini menurut pandangan Friedman, dibedakan menjadi tiga era, yang masing-masing tentunya punya ciri khasnya sendiri-sendiri.

Globalisasi 1.0
Ini adalah globalisasi pertama yang melanda dunia, hal ini diawali dengan perjalanan Columbus dalam mencari dunia baru pada tahun 1492. Globalisasi ini ditandai dengan penjelajahan negara-negara di dunia dan penguasaan negara-negara dunia. Yang begitu dominan dalam permainan dunia Globalisasi 1.0 adalah negara-negara atau bangsa Eropa. Era globalisasi 1.0 berakhir kurang lebih sekitar tahun 1800-an.

Globalisasi 2.0
Gelombang globalisasi seri kedua menurut pandangan Friedman dimulai tahun 1800-an. Aktor utama dalam era globalisasi 2.0 adalah perusahaan multinasional yang melakukan integrasi bisnis secara global. Globalisasi 2.0 berakhir tahun 2000-an, era globalisasi 2.0 ditandai dengan revolusi industri, dua perang dunia yang menggemparkan jagat raya.

Globalisasi 3.0
Gelombang glolabisasi yang terakhir menurut Friedman adalah era yang saat ini sedang kita jalani, yaitu dari tahun 2000 sampai sekarang. Gelombang globalisasi 3.0 didorong bukan oleh mesin atau perangkat keras, namun didukung oleh perangkat lunak dan jaringan serat optik yang menghubungkan tiap individu di seluruh penjuru dunia. Jika dalam dua gelombang globalisasi sebelumnya bangsa Eropa dan Amerika menjadi pemain dominan, saat ini kesempatan untuk ikut serta dalam peranan bisa dipegang oleh bangsa atau ras manapun diseluruh dunia. Di era globalisasi 3.0 kekuatan masing-masing individu telah mengglobal.
Friedman secara khusus mengamati fenomena outsourcing suatu pekerjaan, yakni perusahaan-perusahaan dan jasa dari Amerika dialihdayakan ke India dan China.
Ada sepuluh hal yang menurut Friedman turut serta mendorong dunia ini menjadi lebih datar, saya sudah menyebutkan di artikel saya sebelumnya yaitu :
  1. Runtuhnya tembok Berlin, 9 November 1989
  2. Peristiwa Go Public perusahaan Netscape, 9 Agustus 1995
  3. Reformasi alur kerja dan perangkat lunaknya
  4. Perangkat lunak karya komunitas (shareware dan blogging)
  5. Outsourcing
  6. Offshoring
  7. Supply chaining
  8. Insourcing
  9. In-forming
  10. The steroid, Digital, mobile, personal dan virtual.
Dalam bukunya, Friedman tidak saja menampilkan dunia datar yang menjadi topik utama bukunya, namun dia juga berbicara tentang bagaimana kita sebagai individu bisa bersaing dalam dunia yang datar ini. Meskipun dia mengatakan dunia telah menjadi datar, namun tetap ada hal-hal mendasar yang menjadi tidak terjamah dalam era dunia datar tersebut. Dalam pandangan Friedman, di era globalisasi 1.0 negara dan bangsa lah yang harus mengglobal dan mendunia, di era globalisasi 2.0 perusahaan multinasional lah yang mengglobal, sedangkan di era globalisasi 3.0 individu-individulah yang harus mengglobal. Dalam hal ini, motivasi, ide, keterampilan dan pengetahuan menjadi modal kekuatan pribadi yang dominan untuk mengikuti era dunia datar. Yang menjadi modal selanjutnya bukan sekedar keterampilan teknis saja, namun kelenturan mental, motivasi diri dan mobilitas psikologis harus dikuasai. Tidak pernah cukup untuk menjadi orang biasa-biasa saja atau mediocre.

Lebih jauh Friedman membahas dalam tulisannya membahas tentang lahirnya kelas menengah baru yaitu individu tak terjamah, individu yang tidak terjamah ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk menjadi individu tersebut, yaitu

Jadilah orang-orang yang spesial.
Yang menjadi contoh orang spesial disini misalnya JK. Rowling yang sukses menulis Harry Potter. Dia adalah contoh orang yang istimewa atau spesial.

Orang yang menetap dan secara fisik dibutuhkan ditempat itu
Contoh untuk kriteria ini adalah seorang tukang cukur, pekerjaan tukang cukur tidak mungkin divirtualkan. Kebanyakan kita mungkin berada disini, dikelas kebanyakan kita berada disini kita harus bersaing dengan sama-sama penghuni kelas ini sehingga masing-masing kita harus punya nilai lebih dibandingkan yang lain. Kita harus mempunya sesuatu sebagai nilai tambah, agar apa yang menjadi produk kita lebih dibandingkan dengan orang lain.

Itulah sedikit pandangan Thomas L. Friedman tentang globalisasi yang saat ini melanda dunia. Dari apa yang dipaparkan oleh Friedman kiranya kita dapat mengambil pelajaran agar diri kita, keluarga dan lebih tinggi lagi bangsa kita bersiap dalam menghadapi era tersebut. Mungkin sebagian pemaparan Friedman masih ada kekurangan disana-sini, namun kita harus menjadikan apa yang ditulisnya sebagai bahan renungan kita.

Beberapa yang sudah menjadi kenyataan dari ramalan Friedman memang sudah kita saksikan hari ini, misalnya jual beli on line, outsourcing pekerjaan oleh masyarakat dari belahan dunia lain. Sikap kritis kita dalam menghadapi dunia yang sudah datar seperti apa yang dipaparkan oleh Friedman, mengelola diri, organisasi maupun keluarga kita memang mutlak diperlukan. Keterampilan teknis bukan lah satu-satunya hal untuk modal dalam meraih kesuksesan dalam dunia saat ini, hal ini tidak hanya terjadi di masyarakat negara berkembang, namun masyarakat negara maju juga mengalami hal yang sama. Tengok saja seperti yang terjadi di Amerika, berapa jumlah pekerjaan yang tadinya ada di Amerika kini sudah diekspor dan dikerjakan oleh masyarakat negara berkembang.
Hal itulah kiranya yang menjadi pesan yang ingin disampaikan oleh Friedman dalam bukunya “The World Is Flat”.

No comments: